Pada proses penambangan bawah tanah terdapat bermacam-macam cara untuk membuat lubang bukaan atau terowongan. Salah satunya adalah dengan cara peledakan.Peledakan pada pembuatan terowongan adalah pekerjaan melepas dan memecah batuan dengan menggunakan bahan peledak sehingga didapatkan bentuk yang diinginkan dengan ukuran material yang mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang
tersedia atau peledakan pada proses penambangan pada tambang bawah tanah dilakukan untuk melepaskan bijih dari batuan induknya ataupun untuk memperkecil ukurannya untuk
memudahkan pengangkutan kepermukaan.
Peledakan pada tambang bawah tanah berbeda dengan peledakan pada tembang
terbuka, perbedaannya yaitu pada peledakan tambang terbuka dilakukan dengan dua
atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada peledakan tambang bawah tanah hanya
mempunyai satu arah bidang bebas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peledakan tambang bawah tanah
yaitu:
- Pemilihan bahan peledak
- Metode dan teknik yang digunakan
- Pengendalian peledak terkait dengan keselamatan dan kondisi lingkungan
- Asap dan uap hasil peledakan yang mengandung gas-gas berbahaya
Mengingat dalam proses peledakan tambang bawah tanah membutuhkan biaya
yang besar dan resiko keselamatan kerja dan lingkingan yang tinggi, maka
hendaknya proses peledakan peledakan dilakukan dengan efektif dan seefisien
mungkin dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan.
Dalam penulisan makalah kami mengutamakan kosentrasi
pada metode peledakan pada terowongan secara umum, pemilihan bahan peledak dan
pengendalian bahan peledak hubungannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja.A. Pemilihan Bahan Peledak Pada tambang bawah tanah
Pada dasarnya bahan peledak (explosive) terdiri dari campuran tiga bahan
yaitu :
- Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi debagai bahan peledak dasar (explosive base), misalnya Nitrogliserin (NG), Trinitrotiliene (TNT), Ethylene glycoldinitrate,dan lain-lain.
- Oksidator, yang berfungsi memberikan oksigen, misalnya KClO3, NaClO3, NaNO3, dan sebagainya
- Zat penyerap/tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk batubara, dan lain-lain.
Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya, bahan peledak dapat dibagi
menjadi :
- Low Explosive, ciri-cirinya adalah :
-
kecepatan perambatan reaksinya rendah
- Tidak seluruhnya bahan yang ada berubah dari phase
padat menjadi phase gas sehingga menimbulkan tekanan dan temperatur yang tinggi
-
Hanya menghasilkan proses pembakaran yang relatif
lambat (deflagrasi) dan tidak menghasilkan getaran gelombang.
- Hihg Explosive, cirri-cirinya adalah :
-
Kecepatan perambatan reaksinya relatif lebih cepat dari
low ecplosive
-
Semua bahan peledak berubah menjadi phase gas
- Menghasilkan peoses propagasi yaitu mengembangbiakan
daripada gelombang getaran melalui bahan yang diikuti dengan reaksi kimia yang
menyediakan energi untuk kelanjutan propagasi secara stabil.
Penggunaan bahan peledak didalam tambang bawah tanah harus diperhatikan faktor-faktor :
- Sifat dari bahan Peledak
- Api peledaknya kecil
- Peledakan berlangsung cepat
- Temperatur peledakan relative rendah
- Tidak menghasilkan gas beracun
- Disesuaikan dengan material yang diledakkan
- Particular set dari standar blasting (OB dan BR)
- Besarnya biaya
Macam bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan terowongan dan proses
penambangan pada tambang bawah tanah yaitu :
- Blasting agent, yaitu bahan peledak yang merupakan suatu campuran kimiawi atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak mengandung Nitrogliserin dan hanya dapat diledakkan oleh “High strength ecplosive primer”. Sifat-sifatnya yang mengentungkan adalah lebih aman dalam faktor pengangkuta karena tidak mengandung Nitrogliserin, tidak membuat rasa pusing akibat baunya, dapat dipaket dalam satu tabung metal sehingga tahan terhadap air dan harganya lebih murah.
- Permissible Explosive, yaitu bahan peledak yang khusus dipakai pada tambang bawah tanah, misalnya tambang batubara. Bahan peledak ini tidak mengandung gas-gas beracun, mengandung 60-80% Amonium Nitrate dan 7-15% Nitrogliserin. Syarat-syarat untuk permissible explosive adalah :
-
Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung cepat
-
Temperatur peledakan relatif rendah
-
Tidak menghasilkan gas-gas beracun.
- Water gels (slurries), yaitu campuran oxidizer seperti sodium nitrat dan ammonium nitrat, bahan bakar sebagai sensitizer dan air kurang lebih 15%. Water gels sangat cocok digunakan pada tambang bawah tanah oleh karena ketahanannya terhadap air. Kelebihan lain water gels adalah:
-
Tidak meledak bila dibanting ataupun diledakkan secara
tiba-tiba
-
Tidak meledak bila dipanaskan ataupun dibakar tetapi
akan mengeluarkan asap dengan tekanan tinggi
-
Setelah ledakan uap atau asap ledakannya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan ANFO atau Dinamit.
- Dinamit, terdiri dari granular dinamit, semi gelatin dan gelatir dinamit.
B. Metode Peledakan Didalam Terowongan
B.1. Pola Lubang Tembak
Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau lebih
peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau bolongan pada permukaan
terowongan yang akan ditembus. Gua atau bolongan ini disebut “Cut” yang
berfungsi sebagai bidang bebas terhadap paledakan berikutnya. “Cut” ini kemudian
diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang tembak “easer”.
Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah peledakan lubang “trimmer” yang
menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi peledakan didalam terowongan sangat tergantung pada sukses
tidaknya peledakan “cut”. Cut dapat dibuat melalui beberapa pola lubang tembak.
Nama-nama pola ini disebut sesuai dengan jenis “cut” yang dibentuk. Dalam
memilih tipe “cut” yang sesuai maka pertimbangan harus didasarkan atas :
-
Kondisi batuan yang akan ditembus
-
Bentuk dan ukuran terowongan
-
Kemajuan yang ditargetkan, yaitu besar kemajuan setiap
ronde peledakan yang ditentukan oleh kedalaman daripada “cut”.
Jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada
peledakan didalam terowongan yaitu:
a. Drag Cut
Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang
perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap
bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar
menurut bidang perlapisan. “Cut” ini cocok untuk terowongan berukuran kecil
(lebar 1,5-2m) dimana kemajuan yang
besar tidak terlalu penting.
b.Fan Cut
Pada “Fan Cut” lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang
mendatar. Setelah “cut” diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris
lubang “cut” akan terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang “easer” dan “trimmer”
akan memperbesar bukaan “cut” sampai kepada bentuk geometri daripada
terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang berstruktur berlapis-lapis.
c. V-Cut
“V-Cut” sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak
pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V.
Sebuah “Cut” dapat terdiri dari dua atau tiga pasang V, masing-masing pada
posisi horizontal. Lubang-lubang tembak pada “cut” biasanya dibuat membentuk
sudut 60o terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian panjang
kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang batang bor
terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak yang lebih
pendek disebut “burster” dan dapat dibuat ditengah “cut” untuk memperbaiki
hasil fragmentasi.
d. Pyramid Cut
“Pyramid Cut” terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada
satu titik ditengah terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang “cut”
ditambah hingga menjadi 6 buah.
e. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan “cut” yang lain. Perbedaannya yaitu pada “cut”
lain lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang
“cut” dibuat sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan
terowongan. Pada pola ini beberapa lubang “cut” tidak diisi dengan bahan
peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang “cut” yang diisi
dengan bahan peledak. Lubang “cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannya
lebih besar dari lubang “cut” yang diisi. Keuntungan dari pada “burn cut”
adalah :
-
Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan
karena semua lubang dibuat sejajar dengan sumbu terowongan
-
Proses pemboran menjadi lebih mudah.
Lubang “easer” dan Trimmer”
Lubang “easer” dibuat mengelilingi “cut” untuk memperbesar bukaan “cut”
sehingga lubang “trimmer” dapat membuat bentuk daripada terowongan. Untuk
terowongan berukuran biasa, satu ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah
lubang tembak dimana setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar
0,25-0,5 m2.
Banyaknya lubang
“easer” serta penempatannya tergantung kepada pola lubang “cut”. Pada pola
“burn cut” penempatan lubang “easer” tidak boleh terlalu dekat pada “cut” untuk
menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang easer. Disarankan
untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari “cut”.
Lubang trimmer
pada akhirnya akan membuat bentuk dari terowongan. Banyak dan posisi daripada
lubang “trimmer” tergantung daripada ukuran terowongan, kekerasan batuan, dan
fragmentasi yang disesuaikan dengan system pemuatan.
Sistem Kemajuan
Pada prinsipnya pembuatan terowongan sama dengan shaft, hanya arahnya
saja yang berbeda yaitu horizontal. Apabila pembuatan lubang bukaan sudah lebih
besar daripada 45o maka ini sudah dinamakan shift. Sistem kemajuan
tergantung kepada alat bor yang tersedia, kondisi batuan dan sistem penyangga
yang dipergunakan, tetapi cara yang umum dipakai dalam pembuatan terowongan
terdiri dari dua system yaitu :
-
Cara “full face”
-
Cara “top heading and bench”
Dalam cara “full face” seluruh permukaan lubang bukaan dibor dengan
sistem pola pemboran tertentu dan kemudian sekaligus diledakkan, sedangkan cara
pembuatan “bench method”, dimana lubang bukaan dibuat menjadi dua bagian dalam
pemboran dan peledakan yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pekerjaan peledakan
dilakukan pertama pada bagian atas.
Perimeter Blasting
Perimeter Blasting adalah proses peledakan yang dilaksanakan dengan
sangat hatu-hati. Untuk mendapatkan permukaan akhir lubang bukaan yang tepat
dan kondisi batuan disekitar lubang tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud
dari “perimeter blasting” tidak hanya untuk memperoleh permukaan bukaan yang
rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah disekitar permukaan tidak mengalami
keretakan dan kerusakan selama bukaan tersebut digunakan.
Perimeter
Blasting berguna untuk :
-
Membuat rata permukaan terowongan
-
Membuat agar permukaan terowongan lebih stabil
-
Mengurangi “over break”
-
Mengurangi pemakaian beton
-
Mengurangi retakan dan masuknya aur tanah kedalam
terowongan.
Dikenal
dua teknik untuk pelaksanaan “perimeter blasting” yaitu:
-
“pre-splitting”
-
smooth blasting
Dasar kedua teknik tersebut adalah pada pengisian bahan peledak dengan
diameter yang lebih kecil dari diameter lubang tembak sehingga bahan peledak
tidak langsung bersentuhan dengan dinding lubang tembak atau disebut dengan
istilah “decoupled charge”. Lubang-lubang ini dibuat pada kontur akhir
terowongan yang direncanakan dan diledakkan secara bersama-sama. Perbedaan
“pre-spliting” dan “smooth blasting” adalah pada peledakan daripada
lubang-lubang kontur ini. Pada “pre-splitting” lubang kontur diledakkan sebelum
peledakan utama sedang pada “smooth blasting” lubang kontur diledakkan setelah
peledakan utama. Perbedaan lain adalah dalam hal jarak lubang tembak (spacing)
dimana pada presplitting lubang kontur lebih rapat letaknya satu sama lain.
Pada pre-splitting jarak lubang kontur biasanya antara 8-12 kali diameter
lubang dan jarak antara lubang tembak dengan bidang bebas (burden) adalah tak
terterhingga. Konsentrasi isian bahan peledak (dalam kg per meter) pada
“pre-splitting” dan “smooth blasting” adalah sama.
Pengendalian Bahan Peledak
Bahan peledak selain merupakan bahan yang bermanfaat bagi kepentingan
manusia, juga merupakan barang yang berbahaya sehingga penanganan bahan peledak
pada kegiatan penambangan sangat penting untuk diketahui.
Pengamanan sebelum peledakan.
Sebelum pekerjaan peledakan dilakukan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
- Melakukan kontrol keadaan disekeliling daerah yang akan
diledakkan untuk menghindari hal-hal yang bakal terjadi diluar perhitungan.
- Sebelum dimulai pekerjaan mempersiapkan primer/ bahan
peledak dan mengisinya kelubang bor, maka terlebih dahulu semua jalan masuk
ditempat peledakan harus pada jarak yang cukup jauh dipasang tanda-tanda
perhatian yang menyolok mata dan dimengerti, juga ditempat aman pada jalan
masuk tersebut tidak ditempatkan penjaga.
- Pekerja/ orang-orang serta peralatan yang ada ditempat
yang akan diledakkan harus segera diamankan.
- Bila tempat peledakan yang akan diledakkan itu terletak sedemikian dekat dari tempat
kerja lain, dimana akibat dari peledakan itu dapat membahayakan, maka petugas
peledakan wajib memberitahukan kepada karyawan-karyawan yang ada ditempat kerja
tersebut supaya menyingkir ditempat perlindungan yang aman pada saat
pelaksanaan peledakan.
-
Untuk pemegang blasting machine harus memperhitungkan
arah angin / ventilasi, dan tempat berlindung terhadap kejatuhan benda atau
batuan khususnya dari batuan atap.
Pengamanan Sesudah Peledakan
Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah :
-
Tidak memperkenankan seorangpun memasuki tempat yang
sudah diledakkan dalam jangka waktu
30 menit
-
Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak
harus terlebih dahulu memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah
bebas dari pengaruh gas-gas yang berbahaya, misfire dan batu-batu menggantung
dari hasil peledakan, sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki tempat kerja
tersebut.
-
Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda
dengan menutup lubang ledak tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat
dilihat dengan jelas dan tidak dibenarkan mengorek keluar material stemming
lubang ledak tersebut.
-
Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire
diusahakan mengeluarkan stemming dengan alat kompressor udara telanan tunggi
atau memakai air, setelah keluar sebagian besar stemmingnya maka dipasang
primer baru kemudian diledakkan. Semua usaha ini harus dibawah pengawasan
terus-menerus dari ahli berdasarkan intruksi tertulis dari Kepala Teknik
Tambang.
Persyaratan mengenai gudang bahan peledak dibawah tanah dan penyimpanan
Handak dibawah tanah telah diatur berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar