1. Arti Perencanaan
Perencanaan tambang dapat diartikan sebagai kegiatan berikut :
- Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin dicapai.
- Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
- Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber dan kemampuan yang tersedia secara berdaya guna dan berdaya hasil.
- Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan kesempatan yang dapat terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
- Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa tujuan dan kesempatan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan Tambang tergantung
dari jenis perencanaan yang digunakan dan sasaran yang dituju, tetapi
secara umum fungsi perencanaan dapat dikatakan antara lain sebagai
berikut :
- Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan.
- Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi.
- Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
- Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
- Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
- Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian.
- Cara penggunaan dan penempatan sumber secara berdaya guna dan berdaya hasil.
3. Tujuan Perencanaan Tambang
Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan :
- Menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya yang semurah mungkin.
- Menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan beberapa kriteria ekonomik seperti rate of return atau net present value.
4. Masalah Perencanaan Tambang
Masalah perencanaan
tambang merupakan masalah yang kompleks karena merupakan problem
geometrik tiga dimensi yang selalu berubah dengan waktu. Geometri
tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah dengan
waktu.Parameter-parameter ekonomi penting yang lain pun sering merupakan
fungsi waktu pula.
5. Ruang Lingkup Perencanaan Tambang
Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :
a. Penentuan batas dari pit
Menentukan batas
akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk suatu cebakan
bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan
ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih
total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.
b. Perancangan pushback
Merancang
bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk menambang habis
cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas
akhir daripit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pitmenjadi
unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal
ini akan membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks
menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai
dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan
penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.
c. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang, misalnya net present value.
Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang
akan memberikan tingkat produksi dan strategi kadar batas yang terbaik.
d. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu
Dengan menggunakan
sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap 3), gambar atau
peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu
(biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di
dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut.
Rencana penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, di dalamnya sudah
termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa
sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan
lapisan penutup (waste dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama
sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.
e. Pemilihan alat
Berdasarkan
peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup dari tahap
4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode waktu. Dengan
mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan alat
muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun). Jumlah alat
bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer, grader, dll.)
dihitung pula.
f. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital
Dengan menggunakan
tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih, dapat dihitung jumlah
gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk mencapai sasaran
produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil yang dibutuhkan untuk
operasi, perawatan dan pengawasan dapat ditentukan. Akhirnya,
ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian alat dapat dihitung.
Catatan:
peta-peta yang dihasilkan dalam tahap 1), tahap 2) dan tahap 4) merupakan peta tampak atas (plan/level maps).
6. TAHAPAN DALAM PERENCANAAN
6.1 Pendahuluan
Tahapan dalam perencanaan menurut LEE (1984) dan Taylor (1977) dapat terbagi tiga tahap, yaitu :
1. Studi Konseptual.
Studi pada tahap
pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu transformasi dari suatu ide
proyek kedalam usulan investasi yang luas dengan menggunakan
metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang lingkup dan teknik-teknik
estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu kesempatan investasi
yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya didekati dengan
perkiraan nisbah yang menggunakan data historik.
Studi ini akan
menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan penambangan yang
memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya adalah pekerjaan dari
satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan sebagai evaluasi
awal.
Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping studies.
Pada umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap dan yang keabsahannya masih diragukan.
Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebarluaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.
Di samping meninjau
kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan lainnya adalah menentukan
topik yang harus dievaluasi secara mendalam pada studi yang lebih rinci
di masa yang akan datang.
2. Pra Studi Kelayakan
Srudi ini adalah
suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia) dan secara normal
tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai obyektif didalam
penentuan apakah konsep proyek tersebut menjustifikasi suatu analisis
detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi kelayakan diperlukan)
dan apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu
investigasi yang mendalam melalui suatu studi pendukung.
Studi ini harus
dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi konseptual yang
tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif mahal. beberapa dari
studi ini dibuat oleh suatu tim (terdiri 2 & 3 orang). Kedua atau
ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam berbagai bidang,
selain dapat berupa usaha dari multi group.
Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
Beberapa pekerjaan
paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek penting dari proyek
seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan, dsb.
Bagi perusahaan
tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung masih dianggap sebagai
dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering menggunakan dokumen
ini untuk mencari dana di pasar modal untuk membiayai studi-studi
selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X/Busang!).
3. Studi Kelayakan
Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya merupakan suatubankble document yang
hampir selalu ditujukan untuk mencari modal untuk membiayai proyek
tersebut. Karena itu, dokumen yang dihasilkan ini biasanya
disebarluaskan pula di luar perusahaan.
Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua aspek tambahan harus dibahas pula.
3.2 Biaya Perencanaan
Biaya perencanaan
(Lee, 1984) bervariasi bergantung kepada ukuran dan faktor alamiah
proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah alternatif yang harus
diteliti dan sejumlah faktor lain.
Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut :
Biaya = f (ukuran & sifat dari proyek, jenis studi, jumlah
alternatif yang diinvestigasi, dll).
Dalam rangka
menghitung biaya atau bagian teknik dari studi tidak termasuk seperti
ongkos pemilikan seperti ongkos pengeboran eksplorasi, uji metalurgi,
lingkungan dan studi hukum, atau studi pendukung lainnya, biasanya
dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal dari proyek :
Studi konseptual = 0,1 – 0,3 % dari biaya total
Studi pra kelayakan = 0,2 – 0,8 % dari biaya total
Studi kelayakan = 0,5 – 1,5 % dari biaya total
3.3 Akurasi dari Estimasi
3.3.1 Tonase dan kadar
Pada tahap studi
kelayakan, karena pengambilan sampel yang banyak dan pemeriksaan yang
berulang, kadar rata-rata dari penambangan dari beberapa tonase yang
diumumkan, disukai karena diketahui memiliki limit yang dapat diterima,
katakanlah 5%, dan diturunkan dari metoda statistik yang standar.
Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk tambang terbuka
diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, dalam kenyataannya
tonase ultimat dari banyak endapan bervariasi karena ia tergantung pada
biaya harga dihubungkan dengan panjang waktu proyek.
Dua standar yang penting yang dapat didefinisikan untuk sebagian besar tambang terbuka adalah :
1. Cadangan minimum
bijih harus sebanding untuk keperluan yang dibutuhkan untuk seluruh
tahun Cash Flow yang diproyeksikan dalam laporan studi kelayakan
haruslah diketahui dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Sebuah tonase
ultimat yang potensial, diproyeksikan berlanjut dan optimistik,
seharusnya dikalkulasikan dengan baik untuk mendefinisikan area tambahan
yang berpengaruh untuk penambangan, dan dimana dumping area serta
abngunan pabrik musti diletakkan.
3.3.2 Unjuk kerja
Unit-unit dari
penambangan open pit sudah memiliki rate unjuk kerja yang stabil dan
biasanya dicapai jika bekerja dalam organisasi yang baik dan
pengorganisasian alat (misal Shovel dan Truck) secara tepat. Unjuk kerja
akan terganggu jika pekerjaan tambahan (pengupasan tanah penutup dalam
sebuah pit) tidak mencukupi. Pemeliharaan harus dilakukan dan pekerjaan
ini harus dijadwalkan secara baik dan disediakan dalam laporan studi
kelayakan.
3.3.3 Biaya
Beberapa mata
biaya, terutama ongkos oeprasi di lapangan, hanya berbeda sedikit dari
tiap tambang dan dapat diketahui secara detail. Beberapa mungkin unik
atau sukar untuk diperkirakan. Umumnya akurasi dalam modal atau estimasi
biaya operasi kembali kepada akurasi dalam kuantitas, kuota yang ada
atau unit harga, kecukupan ketentuan untuk ongkos tidak langsung dan
overhead. Tendensi terakhir menunjukkan adanya batas yang meningkat.
Akurasi dari modal
dan estimasi dari biaya operasi meningkat ketika proyek meningkat dari
studi konseptual ke pra kelayakan dan tahap studi kelayakan. Normalnya
range yang bisa diterima untuk akurasi diberikan sebagai berikut :
Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total
Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total
Faktor kesalahan dari studi kelayakan + 10% dari biaya total.
3.3.4 Harga dan perolehan
Pendapatan selama
umur tambang adalah kategori utama dari uang. Itu harus membayar
seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari investasi awal dari uang.
Krena pendapatan adalah dasar yang terbesar dalam mengukur faktor
ekonomi tambang sehingga lebih sensitif mengubah penerimaan daripada
mengubah faktor-faktor lain dari jenis-jenis pengeluaran.
Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery,
dan harga dari produk metal. Oleh karenanya, harga adalah: (a) sejaun
ini sangat sulit untuk estimasi dan (b) suatu jumlah yang besar diluar
dari kontrol estimator. Walaupun mengabaikan inflasi, harga pembelian
secara lebar bervariasi terhadap waktu. kecuali komoditi yang bisa
dikontrol dengan tepat, mereka mengarah untuk mengikuti bentuk siklus.
Departemen
pemasaran harus menginformasikan hubungan suplai dan permintaan dan
pergerakan harga metal. Mereka dapat juga menyediakan harga rata-rata
metal di luar negeri dalam harga dolar sekarang, baik kemungkinan maupun
konservatif. Harga terakhir berkisar 80% dari kemungkinan atau lebih.
Idealnya, walaupun pada harga konservatif, harus tetap menguntungkan.
7. CHECKLIST DATA AWAL YANG HARUS DIKUMPULKAN
Pada awal tahap
perencanaan untuk setiap proyek (tambang) yang baru, terdapat banyak
faktor dari berbagai jenis yang harus dipertimbangkan. Beberapa faktor
tersebut dapat dengan mudah diperoleh, sedangkan beberapa faktor lain
diperoleh dengan suatu keharusan melakukan studi yang mendalam (misalnya
geometri pit).
Untuk menghindari
ketidaklengkapan data, maka sebaiknya dibuat suatu checklist (rebel,
1975, “Field Work Program Checklist for New Properties”).
Checklist Item
1. Topografi
- USGS maps ® 1 : 500 1 : 1000
b. Special Aerial or lamd survey establish control stations
2. Kondisi iklim (Climate condition)
a. Ketinggian
b. Temperatur ® rata-rata bulanan sudah cukup.
c. Prespitasi (untuk penirisan)
- rata-rata presipitasi tahunan
- rata-rata curah hujan bulanan
- rata-rata Run-off (keadaan normal dan flood/banjir)
d. Angin, maks, tercatat dalam arah.
e. Kelembaban.
f. Delay.
g. Awan, fog.
3. Air
a. Sumber : mata air, sungai, danau, bor.
b. Ketersediaan : hukum, kepemilikan, biaya.
c. Kuantitas : ketersediaan perbulan, kesempatan aliran, kemungkinan lokasi bendungan.
d. Kualitas : sampel, perubahan-perubahan kualitas, efek kontaminasi.
e. Sewage Disposal Methode.
4. Struktur Geologi
a. Dalam daerah tambang.
b. Disekeliling daerah tambang.
c. Kemungkinan gempa bumi.
d. Akibat pada slope (maks. slope).
e. Estimasi dan kondisi fondasi.
5. Air Tambang
a. Kedalaman.
b. Konduktivitas.
c. Metode Penirisan.
6. Permukaan
a. Vegetasi : tipe, metode pembabatan, biaya.
b. Kondisi yang tidak biasa : danau, endapan deposit, pohon-pohon besar.
7. Tipe/Jenis Batuan (Bijih, overburden)
a. Sample untuk uji kemampuan dibor.
b. Fragmentasi : Hardness, derajat pelapukan, bidang-bidang diskontinu, kecocokan untuk jalan.
8. Lokasi untuk Konsentrator.
a. Lokasi tambang, Haul up hill, down hill.
b. Preparasi lokasi (cut, fill).
c. Proses air : gravitasi, pompa.
d. Tailing Disposal.
e. Fasilitas pemeliharaan.
9. Tailing Pond (daerah)
a. Lokasi pipa.
b. Alamiah, bendungan, danau.
c. Pond overflow.
10. Jalan
a. Peta jalan
b. Informasi jalan-jalan yang ada :
· lebar, permukaan, batas maksimum beban
· batas maksimum load sesuai musim
· pemeliharaan.
c. Jalan yang dibuat (harus) oleh perusahaan
· panjang
· profile
· cut and file
· jembatan
· pengkondisian tanah
· dll.
11. Power
a. Ketersediaan (PLN) : kilovolt, jarak (terdekat), biaya.
b. Kabel ke SIB.
c. Lokasi sub station.
d. Kemungkinan untuk power station sendiri.
12. Smelting
a. Ketersediaan pabrik.
b. Metode pengapalan : jarak, alat angkut, awak, reet, dll.
c. Biaya.
d. Aspek terhadap lingkungan.
e. Rel KA, dok.
13. Kepemilikan lahan
a. Kepemilikan : begara, pribadi.
b. Tata guna lahan.
c. Harga tanah.
d. Jenis oplians : sewa, beli, dll.
14. Pemerintah
a. Suasana politik.
b. Hukum, UU pertambangan.
c. Keadaan lokal.
15. Kondisi ekonomi
a. Industri utama yang ada, berpengaruh ke infrastruktur.
b. Kesediaan tenaga kerja.
c. Skala penggalian.
d. Struktur pajak.
e. Ketersediaan sarana, toko, rumah sakit, sekolah, rumah.
- Ketersediaan material, termasuk bensin, semen, gravel.
g. Pembelian.
16. Lokasi Pembuangan (waste) : tambang, rumah sakit, perumahan
a. Jarak.
b. Profil jalan.
c. Kekungkinan proses lebih lanjut.
17. Aksessibilitas dari kota utama ke luar
a. Metode transportasi.
b. Realibilitas dan transportasi yang tersedia.
c. Komunikasi.
18. Metode mendapatkan informasi
a. Past records (pemerintah).
b. Memelihara alat-alat komunikasi
c. Mengunpulkan conto.
d. Pengukuran dan pengamatan lokasi lapangan.
e. Survey lapangan
- Layout pabrik.
g. Check untuk load informasi
h. Check hukum lokal.
- Personal inquiry dan observasi suasana politik dan ekonomi.
- Peta-peta.
k. Cost inquiries.
- Material.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar